dimana mana cinta

Posted: 16 March 2012 in Uncategorized

ceritanya bakal loncat loncat. karena memang selalu begitu adanya :p

Krriiiing! *telfon diangkat*

Kami saling bertatapan, bersama mengucap dalam hati: please, ngga ada emer sekarang ..

Dan ..

Ada Pasien EMEER!

Kantukku hilang, kulihat jam dinding di lantai tiga poli bedah mulut, jam 00.30, hari baru saja berpindah menjadi esok ketika pasien kecelakan lalu lintas itu datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin. Huaah asal kalian tau apa doa kami para koass yang punya jadwal jaga malam di sabtu malam kami yang lenyap, semoga malam ini tidak ada yang mau berlelah-lelah macet-macetan di luar rumah, mabuk-mabukan dan ugal-ugalan di jalan, semoga semua warga bandung dan sekitarnya diselamatkan dalam perjalanannya kemanapun tujuan. Tidak ada, tidak ada darah yang kami lihat bercucuran di depan mata kami di akhir pekan. Tapi dia sudah datang, di ruang emergency, sekarang.

Turun ke emer, aku dapatkan pemandangan itu. Laki-laki, darah keluar dari hidungnya, telinganya, luka sobek dimana-mana, cedera kepala. Kubaca catatan medis pasien yang barusan datang ini, kecelakaan motor, wajahnya terbentur mobil, tidak memakai helm. Fraktur di banyak tulang wajah dan rahang. Pasien mengalami kecelakaan di garut, bukan bandung, garut .. oke lain kali doa kami seharusnya melingkupi jawa barat, bukan sekedar bandung.

Tugasku sebagai koass junior disini mudah saja, aku hanya menjadi asisten operator residen bedah mulut menangani manusia-manusia terpilih ini. Selain itu, aku sibuk memperhatikan kesibukan di sekitar ruang emergency, ramai, lalu lalang dokter, koass, perawat, keluarga pasien, teriakan teriakan kesakitan, tangisan histeris. Aku pikir, hidup dan bekerja disini bisa menyebabkan dua hal yang berbeda pada diri kita tanpa sengaja, menjadikan hati kita menjadi lebih halus karena melihat hal-hal seperti ini setiap hari, atau malah menjadi mati rasa karena terlalu sering menemukannya. Hmmh.

Mendampingi residen yang sedang menjahit langit-langit mulut pasien kami tersayang, tepat di belakangku terdengar doa doa bertumpahan dari mulut seorang ibu untuk putranya yang kelihatannya juga korban kecelakaan. Mungkin sang ibu ini sudah tidak bisa berpikir lagi, penampilanya amburadul, rambutnya acak-acakan, kain yang melekat di tubuhnya hanya daster yg ditemani si sweater tipis. Ada cemong-cemong darah di sana. Sambil terus bercucuran air mata, ia membisikkan doa di telinga putranya. Ah seandainya si anak dalam keadaan sadar saat ini, mau bilang apa dia pada Tuhannya, betapa ia miliki cinta yang begitu besar. Yang tak pernah beranjak jauh dari dirinya.

Ya, bagiku, hidup dan bekerja di rumah sakit rujukan pemerintah ini, sangat menyadarkan aku tentang cinta, yang ternyata tumpah dimana mana. Di setiap bangsal emer, setidaknya setiap pasien punya harta berharga di sisi mereka. Setiap hari, jam, menit, detik selalu ada. Entah si pemiliknya sadar atau tidak. Di masa ini banyak sekali manusia yang merasa tidak memiliki orang-orang yang begitu mencintai mereka, galau karena tak kunjung menemukan cinta yang memang belum tepat waktunya. Sedangkan cinta orang-orang terdekatnya selalu ada, terasa, namun sudah dianggap terlalu biasa.

Ada cinta setiap hari. Sejak bangun tidur hingga waktu tidur kembali. Cinta itu beterbangan di sekeliling, pada air yang lancar mengalir di kamar mandi, pada baju-baju yang terlipat rapi wangi dalam lemari, pada makanan lezat yang selalu tersaji di meja makan, pakaian dan alas kaki yang banyak kita kenakan, pada tas dan seisinya, pada lembar-lembar uang yang ada dalam dompet. Semuanya terselubungi cinta orang-orang yang entah bagaimana Tuhan mengaturnya, mereka mau mengorbankan apapun untuk keberlangsungan hidup kita di dunia.

Cinta itu juga didapat melalui sapa hangat di setiap pagi, dalam setiap panggilan telfon, SMS, BBM. pada mereka yang mau mendengarkan, juga berbagi keceriaan bersama. Memberi bantuan, menemani di kala kesepian.

Dan yang tak pernah lenyap, lebih dari cinta orang-orang tersebut, sang pemilik cinta, yang memberikan nafas di setiap harinya, langkah kaki, gerak jemari, detak jantung, aliran darah, nyawa. Cinta yang tak pernah pergi kemana-mana. Selalu bersama. Cinta yang memberi masa kita untuk menikmati cinta. Cinta yang menggerakkan orang-orang yang kita cinta, memberikan cintanya untuk kita.

Bapak : kenapa bisa hilang??
Bebe : aku lupa, kayaknya aku ngga mikir pas ngambil uang di ATM šŸ˜¦
Bapak : kenapa nggak mikir?
Bebe : aku ngga tau banget T.T pokoknya kartu ATMnya sekarang udah ilang, ketelen mesin ATM
Bapak : yaudah sekarang buat surat hilang, semua barang kamu yang hilang itu dibuat surat hilang deh ke kantor polisi. Kartu ATM, KTP, boneka, guling ..
Bebe : aaah nggak usah ikut bonekanya *mau nangis nggak jadi*
Bapak : oke buat yang baru, habis itu setiap ke ATM harus mikir. Dibuka dulu pintunya, jangan ditabrak.
Bebe : ya iyalah masa dipecahin pintu ATMnya :_______(
Bapak : habis selesai ambil uang, jangan lupa kamu harus mikir terus, fokus, kartunya diambil dulu baru pergi dari situ
Bebe : iyaa, nanti aku mikir .. šŸ˜„
Bapak : mikir, kartunya emang cuma kartu biasa, tapi kartu ini yang menghubungkan bapak sama kamu, jadi nggak boleh hilang lagi ..
Bebe : iya ..

mesin penghubung cinta anak kosan

mesin penghubung cinta anak kosan

Yaaah, bagiku sendiri, bahkan ada cinta di kartu ATM, karena disana ada bukti cinta laki-laki luar biasa šŸ™‚ jangan menunggu sakit atau bersedih untuk menyadari bahwa banyak cinta di sekitar kita šŸ˜€

Nah Kamu, dimana saja letak cintamu berada?

Ah, itu di mata dan jemarimu juga ada šŸ˜‰

Comments
  1. faru says:

    suuuugoi neeeeeeee.. >.<
    ā¤ sukaa..

  2. bagussss banget teh :”)

Leave a reply to Ninda Kartikadewi Cancel reply